Kamis, 08 Desember 2016

Media Pembelajaran Matematika



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Media Pembelajaran Matematika

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002, 6). Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia, Interaktif sebagai bahan ajar offline, dan Web sebagai bahan ajar online.
Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai media menurut para ahli media dan pendidikan. The Association For Educational Communication and Technology (AECT, 1997) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sementara, menurut Suparman, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Selanjutnya Mcluhan (Midun, 2008) memaknai media sebagai saluran informasi. Media merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses komunikasi. Menurut Barlo dalam Miarso, proses komunikasi melibatkan tiga komponen utama yaitu pengirim atau sumber pesan (source), perantara (media), dan penerima (receiver). Sedangkan,  menurut Widodo dan Jasmadi ada 4 komponen yang harus ada dalam proses komunikasi yaitu pemberi informasi, informasi itu sendiri, penerima informasi dan media.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris yaitu “instruction”. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan “teaching” yang berarti mengajar. Teaching memiliki konotasi proses belajar dan mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru berperan aktif mengajar, sedangkan siswa bersifat pasif.
Penggunaan istilah Pembelajaran sebagai pengganti istilah lama “proses belajar-mengajar (PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah, melainkan merubah peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya “mengajar” melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas guru dalam proses pembelajaran, di samping menyampaikan informasi, ia juga bertugs mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, menggunakan dan mengembangkan strategi dan metode (Saputro, 1996). Selain itu, guru mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar, serta memberi motivasi agar siswa mau belajar. Menurut Midun, guru juga harus berperan dalam debat dan diskusi sebagai mediator, menyelenggarakan field trip (seperti tamasya/kemping), stimulasi dan sebagainya.
Degeng menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya membelajarkan pembelajar (anak, siswa peserta didik). Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru/instruktur) dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah (Setyosari dan Sulton, 2003).  Menurut Munadi, proses komunikasi dalam pendidikan terjadi karena ada rencana dan tujuan yang diinginkan. Bahasa adalah media yang membantu siswa untuk mendapatkan mengerti gagasan atau ide guru.
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung anatara pendidik dan peserta didik. Disini media pembelajaran berperan untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.
Setelah memahami pengertian kata “media” dan “pembelajaran” secara terpisah, maka dengan menggabungkan kedua istilah tersebut pengertian “media pembelajaran” dapat mudah dipahami dengan mudah, yaitu apa saja yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Menurut Gagne media adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Briggs mendefinisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar. Pendapat Schramm tentang media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Widodo dan Jasmadi, 2009).
Media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely, memiliki cakupan yang sangat luas yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Jadi, media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga benda hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan pesan yang dapat dipelajari.
Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses secara efisien dan efektif.

B.     Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran Matematika
Jenis Media Pembelajaran
Media visual, yaitu media yang digunakan dengan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatnya. Beberapa media visual antara lain media cetak, model dan prototipe, media realitas alam sekitar dan sebagainya. Media cetak seperti buku, modul, jurnal, gambar, peta dan poster. Model dan prototipe seperti globe bumi.
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi, 2008). Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio yang umum digunakan adalah radio, tape recorder, CD player.
Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan pesan nonverbal yang mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Contohnya adalah film, video, program TV dan lain-lain.
Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintergrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis ICT. 

Klasifikasi Media Pembelajaran
Dari beberapa pengelompokan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media pembelajaran menurut Setyosari dan Sihkabudden, yakni (1) berdasarkan ciri fisiknya,   (2) berdasarkan tingkat dan jenis pengalaman, (3) berdasarkan persepsi indera, (4) berdasarkan penggunaanya, (5) berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya.

Berdasarkan Ciri dan Bentuk Fisiknya
1.      Media pembelajaran dua dimendsi (2D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat dimensi panjang dan lebarnya saja. Misalanya foto, gambar, peta, bagan, papan tulis dan lain sebagainya.
2.      Media pembelajaran tiga dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari  arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal. Contohnya model, prototipe, bola, kotak, meja, kursi, mobil dan lain sebagainya.
3.      Media pandang diam (still picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam pada layar. Misalanya foto, lukisan, gambar binatang dan gambar alam semestayang diproyeksi dalam kegiatan pembelajaran.
4.      Media pandang gerak (motion picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi, film, atau video recorder termasuk media pandang gerak yang dsajikan melalui layar monitor dikomputer atau layar LCD dan sebagainya.

Pengelompokan Berdasarkan Unsur Pokoknya
Berdasarkan unsur pokok atau indera, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yakni media visual, media audio dan media audio-visual. Ketiga golongan tersebut dijabarkan oleh Sulaiman menjadi sepuluh macam yaitu:
1.      Media audio yaitu media yang menghasilkan bunyi, misalnya tiperecorder dan radio.
2.      Media visual yaitu media visual dua dan tiga dimensi.
3.      Media audio-visual yaitu media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media.
4.      Media audio motion visual yaitu penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas seperti TV, video, dan lainnya.
5.      Media audio still visual yaitu media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada.
6.      Media audio semi-motion yaitu media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tapi tidak bisa mentransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya telewriting dan recorder telewriting.
7.      Media motion visual yaitu film bisu
8.      Media still visual yaitu gambar, OHP, tranparansi, dan filmskrips.
9.      Media audio yaitu telephone, radio, dan audio
10.  Media cetak yaitu media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumeric, seperti buku, modul, dan majalah.

Sedangkan,  menurut Bretz, media dibedakan menjadi delapan macam, yakni media audio, media cetak, media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.  Pengelompokan lainnya dibuat oleh Anderson yang mana media menjadi sepuluh kelompok yakni audio(CD, telephone), cetak (buku, modul), audio cetak (kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis), proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio visual gerak, obyek fisik, manusia dan lingkungan, serta komputer.

Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman Belajar
Menurut Edgar Dale dalam bukunya yang berjudul “Audio Visual Method in Teaching” media pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar, jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal dengan nama Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale). Menurut Thomas dan Sutjiono mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni pengalaman langsung, pengalaman tiruan dan pengalaman verbal (dari kata-kata).

Pengelompokan Berdasarkan Penggunaaan
Berdasarkan Jumlah Penggunanya
1.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh peserta didik. Misalnya kelas atau laboratorium elektronik, media oto-instruktif, kotak unit pengajaran.
2.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok/kelas. Misalnya film, slides dan media proyeksi lainnya.
3.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara missal. Misalnya televisi, radio, film, slide dan lain sebagainya.

Berdasarkan Cara Penggunaannya
1.    Media tradisional atau konvensional (sederhana, misalnya peta,symbol-simbol grafis, gambar berseri dan lain-lain.
2.    Media modern atau kompleks. Misalnya ruang kelas otomatis, sistem proyeksi berganda, sistem interkomunikasi.

Berdasarkan Hirarki Manfaat Media
Selain jumlah dan cara penggunaannya media pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam pembelajarannya. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya atau sebaliknya (Midun, 2009; Setyasari dan Sihkabuden, 2005; Munadi, 2008).

C.    Peran dan Fungsi Media Pembelajaran Matematika
Peran Media Pembelajaran Matematika
Proses Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai sebuah proses komunikasi, pembelajaran seringkali dihadapkan dengan berbagai hambatan yang dikenal dengan nama barier dan noise.
Hambatan-hambatan tersebut dapat dikelompokan menjadi :
1.      Hambatan psikologis, misalnya minat, sikap, pendapat, kepercayaan, pengetahuan, intelegensi.
2.      Hambatan fisik, seperti sakit, kelelahan, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh.
3.      Hambatan kultural, seperti perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan.
4.      Hambatan lingkungan sekitar.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan siswa dari pembelajaran matematika, diantaranya.
1.      Dapat berhitung,
2.      Dapat menghitung isi dan berat,
3.      Dapat mengumpulkan,
4.      Dapat mengolah data,
5.      Dapat menyajikan data,
6.      Dapat menafsirkan data dan
7.      Dapat menggunakan kalkulator dan komputer.
Selain itu, peran pembelajaran matematika yang lain adalah agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Namun demikian, matematika dipelajari bukan untuk keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan matematika itu sendiri. Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka sangat mungkin matematika akan punah. Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat hirarkis, untuk mempelajari matematika lebih lanjut harus mempelajari matematika level sebelumnya. Seseorang yang ingin menjadi ilmuwan dalam bidang matematika, maka harus belajar dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Dapat kita simpulkan bahwa matematika sekolah memiliki peranan yang sangat penting baik bagi siswa maupun mahasiswa agar mereka memiliki bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya, dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan, mengembangkannya juga untuk membuat matematika itu lebih asik dan menyenangkan.

Fungsi Media Pembelajaran Matematika
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika adalah sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
Sebenarnya, media pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga merupakan suatu stategi pembelajaran. Sebagai stategi, media pembelajaran memiliki banyak fungsi, yakni sebagai berikut:
1.      Media sebagai sumber belajar
2.      Fungsi Manipulatif adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu benda/peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.
3.      Fungsi Fiksatif adalah fungsi yang berkenaan dengan kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian yang sudah lama terjadi.
4.      Fungsi Distribitif adalah penggunaan satu materi, obyek atau kejadian dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan efisiensi baik
5.      Fungsi Semantik. Semantik berkaitan dengan “meaning” atau arti dari suatu kata, istilah, tanda atau symbol.
6.      Fungsi Psikologis. Fungsi ini memiliki beberapa fungsi seperti fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif dan fungsi motivasi.
7.      Fungsi Sosio-kultural 

D.    Karakteristik dan Manfaat Media Pembelajaran Matematika
Karakteristik Media Pembelajaran Matematika
Menurut Arsyad, setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini Kemp menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu (Sadiman, dkk, 1990).
Ada tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
2.      Ciri manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapserecording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
3.      Ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media untuk mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian tersebut.

Menurut Soedjadi (1994, 1), meskipun terdapat berbagai pendapat tentang matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain: 
  1. memiliki objek kajian abstrak, 
  2. bertumpu pada kesepakatan, 
  3. berpola pikir deduktif, 
  4. memiliki symbol yang kosong dari arti, 
  5. memperhatikan semesta pembicaraan, 
  6. konsisten dalam sistemnya.

Manfaat Media Pembelajaran Matematika
Secara umum, beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran, dijelaskan sebagai berikut (Midun, 2009)
a.    Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan dikelas seperti buku, foto-foto, dan narasumber.
b.    Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik dapat memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.
c.    Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga listrik, swalayan, bank, dan lain sebagainya.
d.   Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya.
e.    Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi.
f.     Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.
g.    Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda.
h.    Media pembelajaran dapat memecahkan suatu masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

E.     Pemanfaatan ICT Dalam Media Pembelajaran Matematika

Pembelajaran menggunakan media ICT sudah menjadi hal-hal biasa di sekolah- sekolah unggulan. Sebelumnya perlu dipahami dahulu tentang apa ICT itu. Dari asal katanya ICT sendiri berasal dari kata Information, Communication, dan Technology. ICT merupakan suatu tehnik modern dalam penyampaian informasi dan berkomunikasi. Dengan demikian, ICT memiliki peran yang sangat besar di dalam kehidupan sehari- hari. Kalau diperhatikan, di sekitar kita mulai dari benda-benda kecil hingga yang berskala besar semuanya tak lepas dari ICT. Misalnya dulu guru ketika mengajar hanya melakukan komunikasi secara tatap muka dengan bermodalkan buku paket dan beberapa referensi buku lain tetapi sekarang ini karena kemajuan teknologi, guru dalam menerangkan mata pelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti siswa dengan bantuan ICT.
Hal ini, berarti bahwa pembelajaran dengan ICT dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi proses pembelajaran. Secara lebih khusus, manfaat dari penggunaan ICT di dalam proses pembelajaran adalah pertama, melalui ICT proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Para siswa tidak lagi meminta izin kepada para guru untuk pergi ke belakang untuk sekedar mencuci muka karena mengantuk pada saat jam pelajaran, ataupun bosan mendengarkan pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Kedua, siswa lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh para guru mengingat tayangan materi yang diberikan masih terpampang di depan mata. Sehingga para siswa lebih mudah memahami dan mengerti pelajaran yang diajarkan. Ketiga, keberadaan ICT menuntut para guru dan siswa untuk tidak gagap teknologi. Keempat, pembelajaran ICT ini dapat menjadi nilai plus bagi para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan di sekolah- sekolah favorit. Apalagi jika ingin meneruskan ke luar negeri, tentu saja pembelajaran dengan ICT sudah menjadi pemandangan biasa di kalangan guru dan siswa.
Salah satu pelajaran yang memanfaatkan teknologi ICT adalah pelajaran matematika, karena pelajaran matematika merupakan pelajaran yang melatih logika berpikir, sehingga siswa diharapkan dapat menggunakan dan mengaplikasikannya dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelajaran yang lain.
Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991, 637) matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Sedangkan menurut Suriasumantri (1982, 191) matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial, baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya, tanpa itu matematika hanya sebuah kumpulan rumus-rumus yang mati.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, tujuan Mata Pelajaran Matematika adalah sebagai berikut.
1.      Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan        mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah
2.      Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3.      Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.      Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Lebih jauh, dalam Permendiknas dinyatakan bahwa: “Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Ketersediaan ICT juga berdampak pada bagaimana siswa belajar matematika karena dapat memungkinkan siswa untuk melakukan percobaan dan belajar dari umpan balik, berpikir logis dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, serta mengamati, mengeksplorasi, dan menjelaskan pola dalam jumlah, bentuk, dan data. Selain itu, dapat memungkinkan siswa untuk membuat dan menguji hipotesis dan prediksi yang dapat didasarkan pada data dalam jumlah besar, membuat generalisasi yang dapat didasarkan pada bukti-bukti eksperimental, serta mengembangkan kosa kata matematika dan bahasa.
Guru harus memilih atau membuat tugas-tugas matematika dengan menggunakan tampilan gambar yang menarik, bervariasi, merangsang rasa ingin tahu. Guru juga dapat menggunakan media lainnya seperti kalkulator, papan tulis interaktif dan alat bantu audiovisual lainnya, bersama-sama dengan berbagai paket perangkat lunak. Internet juga dapat digunakan untuk merancang tugas-tugas belajar yang efektif, seperti simulasi problem-solving.
ICT juga dapat merangsang seluruh kegiatan kelas dan dapat mempengaruhi cara guru dalam mengajarkan topic tertentu, seperti dalam mengenalkan konsep matematika. Meskipun menggunakan ICT tetapi peralatan tulis-menulis tetap digunakan. Menurut hasil penelitian Becta, ditemukan bahwa dampak penggunaan ICT dalam pembelajaran matematika anak usia dini, sebagai berikut.
1.      Konsentrasi, ini dicirikan oleh perhatian yang mengarahkan anak untuk suatu aktivitas.
2.      Energi, seorang anak akan menginvestasikan banyak energi dan aktivitas.
3.      Kompleksitas dan Kreativitas, mereka akan berusaha paling keras untuk memecahkan masalah. Mereka menjadi yang paling kreatif.
4.      Ekspresi wajah dan Posture, tanda nonverbal sangat penting dalam menilai bagaimana melibatkan anak.
5.      Kegigihan, durasi ini adalah bahwa seorang anak akan bertahan pada suatu aktivitas.
6.      Precision, anak-anak menunjukkan perawatan khusus untuk pekerjaan mereka dan perhatian terhadap detail.
7.      Waktu reaksi, anak-anak siaga dan siap untuk bereaksi cepat terhadap rangsangan.
8.      Bahasa, ini ditandai oleh komentar-komentar anak-anak selama atau setelah kegiatan misalnya mereka mengatakan mereka menikmatinya.
9.      Kepuasan, anak-anak akan menampilkan perasaan puas dengan prestasi mereka.

Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran matematika memang dapat menarik dan meningkatkan motivasi belajar anak, khususnya ketika anak belajar tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan matematika. Akan tetapi orang tua dan guru tetap cermat dalam memilih program-program yang disajikan melalui website yang terdapat di internet. Selain itu juga, orang tua dan guru harus tetap waspada terhadap perangkat keras yang digunakan misalnya komputer, hal ini dikarenakan komputer memiliki efek negatif seperti radiasi apabila digunakan secara terus-menerus tanpa batas. Pendampingan mutlak diperlukan agar dapat meminimalisir dampak negatif yang ditularkan melalui media tersebut.

F.     Pengertian, Ragam, dan Fungsi Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT

Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet) dengan memanfaatkan suatu media yang disebut komputer.
Menurut Sahid dari segi kemunculannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
1.      Sumber belajar yang sengaja dirancang atau dibuat secara khusus untuk pembelajaran (learning resources by design). Contoh : buku, ensilkopedi, kamus, materi-materi pembelajaran dalam bentuk multimedia (film, video, animasi, slide software pembelajaran berbantuan komputer)
2.      Sumber belajar yang tidak dirancang atau dibuat secara khusus untuk pembelajaran namun dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran (learning resources by utilization). Contoh sumber belajar jenis kedua antara lain: alam sekitar, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kehidupan manusia,  situs-situs Web.
ICT memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1.      Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam  mengolah kata,
2.      Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan(science), dan
3.      Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran(literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untukmenguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai fasilitator, motivator, transmitter, dan evaluator. Sebagai bagian dari pembelajaran, ICT memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).

 

G.    Perangkat Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Secara umum, perangkat yang diperlukan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras dapat berupa komputer, scanner, speaker, microfon, CD ROM, DVD ROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera video dan sebagainya. Pada saat ini tersedia banyak pilihan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT. Software pengembangan media pembelajaran sangat beragam, mulai dari software umum sampai software khusus pengembangan media. Berikut ini adalah contoh software dan kegunaannya.
1.      MS Word dapat digunakan untuk membuat tampilan tekstual (berupa tulisan) maupun gambar.
2.      MS Power Point dapat digunakan untuk membuat slide presentasi, mempunyai kemampuan menampilkan teks, suara, animasi, video, serta untuk membuat media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.
3.      MS Excel software pengolah lembar data, dapat digunakan untuk membuat media yang berupa grafik, maupun untuk membuat simulasi.
4.      Software untuk menggambar dan mengolah citra seperti MS Paint, Correl Draw, dll.
5.      Software pengolah video seperti MS Movie Maker, VideoLiead, dll
6.                  Software pengolah suara seperti MS Sound Recorder
7.      Software untuk membuat animasi flash seperti Adobe Flash
8.                  Bahasa pemrogaman umum seperti Pascal, Delphi, Visual Basic, Java, dll
9.      Software aplikasi khusus seperti MATLAB, MAPLE, Grapes (Graphics Presentastion and Experiment), CaR (Compass and Ruler), GeoGebra (Geometry and Algebra), Cabri Geometry, Geometer Sketspad, dll.
Beberapa software tersebut dapat diperoleh secara gratis dengan mengunduh dari Internet. Kemampuan software gratis terkadang tidak kalah dengan kemampuan software-software komersial yang harus dibeli, sehingga dapat menjadi alternatif apabila terdapat kendala biaya pembelian software.

H.    Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Kelebihan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
a.       Siswa lebih mudah dalam belajar karena kebanyakan pelajar lebih suka praktek dibandingkan teori.
b.      Guru lebih mudah mengajar dan mudah menyampaikan materi dengan membuat presentasi-presentasi.
c.       Gambar-gambar dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar dan memperbaiki daya ingat dari para murid.
d.      Media bisa digunakan untuk waktu yang lama.
e.       Guru dapat dengan mudah menjelaskan rumus-rumus yang rumit dan memastikan pemahaman dari para murid
f.       Guru dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan, yang dapat memperbaiki tingkat kehadiran dan juga konsentrasi dari para siswa.
g.      Optimal, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan, dan keterbukaan.
h.      Menarik, artinya pembelajaran dikelas akan lebih menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan tidak memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.
i.       Sebagian besar siswa merasa kemampuan pemecahan masalah matematiknya meningkat.
j.        Merangsang daya kreativitas berpikir siswa. Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan siswa mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang berkreativitas rendah.

Kelemahan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
a.       Pembelajaran yang menggunakan ICT hanya bisa dilaksanakan oleh sekolah yang mampu dan siswanya akan kesulitan jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang sudah sering menggunakan ICT.
b.      Permasalahan dalam pengaturan dan pengoprasian dari alat tersebut.
c.       Terlalu mahal untuk dimiliki
d.      Pembuatan media memerlukan waktu yang cukup lama
e.       Kesulitan untuk guru dengan pengalaman yang sangat minim dalam penggunaan alat ICT
f.       Sering terjadi penyalahgunaan teknologi
g.      Beberapa siswa berfikir belajar jadi lebih sulit karena menambah persyaratan kemampuan baru yaitu teknologi komputer.
h.      Keragaman  model  komputer  (perangkat  keras)  sering  menyebabkan  program (software)  yang  tersedia  untuk  satu  model  tidak  cocok dengan model lainnya.
i.        Komputer  (perangkat  keras) hanya  efektif  bila  digunakan  oleh  satu  orang  atau  beberapa  orang dalam  kelompok  kecil.  Untuk  kelompok  yang  lebih  besar  diperlukan tambahan  peralatan  lain  yang  mampu  memproyeksikan  pesan-pesan  di monitor ke layar yang lebih lebar.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian penulis, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Information, Communication,  Technology (ICT) adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Perangkat yang diperlukan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Media pembelajaran berbasis ICT tersebut mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.



DAFTAR PUSTAKA

            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016
            diunduh 22 Februari 2016