BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Media Pembelajaran Matematika
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002,
6). Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian
dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar).
Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan
kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional
media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam
perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan
singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik,
meliputi CD Multimedia, Interaktif sebagai bahan ajar offline, dan Web
sebagai bahan ajar online.
Dari sini, berkembang berbagai
definisi terminologis mengenai media menurut para ahli media dan pendidikan. The Association For Educational Communication and
Technology (AECT, 1997) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan
untuk menyalurkan informasi. Sementara, menurut Suparman, media merupakan alat
yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Selanjutnya Mcluhan (Midun, 2008) memaknai media sebagai
saluran informasi. Media merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu
proses komunikasi. Menurut Barlo dalam Miarso, proses komunikasi melibatkan
tiga komponen utama yaitu pengirim atau sumber pesan (source), perantara (media),
dan penerima (receiver). Sedangkan, menurut Widodo dan Jasmadi ada 4 komponen
yang harus ada dalam proses komunikasi yaitu pemberi informasi, informasi itu
sendiri, penerima informasi dan media.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana atau perangkat
yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi
antara komunikator dan komunikan.
Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa
Inggris yaitu “instruction”.
Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang
berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan “teaching” yang berarti mengajar. Teaching memiliki konotasi proses
belajar dan mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal
ini, hanya guru berperan aktif mengajar, sedangkan siswa bersifat pasif.
Penggunaan istilah “Pembelajaran” sebagai pengganti istilah lama “proses
belajar-mengajar (PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah, melainkan merubah
peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya “mengajar” melainkan
“membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas guru dalam proses
pembelajaran, di samping menyampaikan informasi, ia juga bertugs mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar,
menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, menggunakan
dan mengembangkan strategi dan metode (Saputro, 1996). Selain itu, guru
mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar, serta
memberi motivasi agar siswa mau belajar. Menurut Midun, guru juga harus
berperan dalam debat dan diskusi sebagai mediator, menyelenggarakan field trip (seperti tamasya/kemping),
stimulasi dan sebagainya.
Degeng menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya membelajarkan pembelajar (anak, siswa peserta didik).
Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar
(guru/instruktur) dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan
mudah (Setyosari dan Sulton, 2003).
Menurut Munadi, proses komunikasi dalam pendidikan terjadi karena ada
rencana dan tujuan yang diinginkan. Bahasa adalah media yang membantu siswa
untuk mendapatkan mengerti gagasan atau ide guru.
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung anatara pendidik dan
peserta didik. Disini media pembelajaran berperan untuk menyampaikan
pesan-pesan pembelajaran.
Setelah memahami pengertian kata “media” dan “pembelajaran”
secara terpisah, maka dengan menggabungkan kedua istilah tersebut pengertian “media pembelajaran” dapat mudah
dipahami dengan mudah, yaitu apa saja yang digunakan sebagai media dalam
pembelajaran. Menurut Gagne media adalah berbagai komponen pada lingkungan
belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Briggs mendefinisikan media
sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik
sehingga merangsang mereka untuk belajar. Pendapat Schramm tentang media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran (Widodo dan Jasmadi, 2009).
Media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely, memiliki cakupan
yang sangat luas yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun
suatu kondisi peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap. Jadi, media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga
benda hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan
pesan yang dapat dipelajari.
Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat
dipahami sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan
dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses secara efisien dan efektif.
B. Jenis
dan Klasifikasi Media Pembelajaran Matematika
Jenis Media Pembelajaran
Media visual, yaitu media yang digunakan dengan hanya
mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media
ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada
kemampuan penglihatnya. Beberapa media visual antara lain media cetak, model
dan prototipe, media realitas alam sekitar dan sebagainya. Media cetak seperti
buku, modul, jurnal, gambar, peta dan poster. Model dan prototipe seperti globe
bumi.
Media audio adalah jenis media yang digunakan
dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta
didik. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata (Munadi, 2008). Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan
verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal
adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh
media audio yang umum digunakan adalah radio, tape recorder, CD player.
Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan pesan nonverbal yang
mengandalkan pendengaran dan penglihatan. Contohnya adalah film, video, program
TV dan lain-lain.
Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa
jenis media dan peralatan secara terintergrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan
pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta
media interaktif berbasis ICT.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Dari
beberapa pengelompokan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media
pembelajaran menurut Setyosari dan Sihkabudden, yakni (1) berdasarkan ciri
fisiknya, (2) berdasarkan tingkat dan
jenis pengalaman, (3) berdasarkan persepsi indera, (4) berdasarkan penggunaanya,
(5) berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya.
Berdasarkan Ciri dan Bentuk Fisiknya
1. Media pembelajaran dua dimendsi
(2D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja
yang hanya dilihat dimensi panjang dan lebarnya saja. Misalanya foto, gambar,
peta, bagan, papan tulis dan lain sebagainya.
2. Media pembelajaran tiga dimensi
(3D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi
panjang, lebar dan tinggi/tebal. Contohnya model, prototipe, bola, kotak, meja,
kursi, mobil dan lain sebagainya.
3. Media pandang diam (still picture),
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam
pada layar. Misalanya foto, lukisan, gambar binatang dan gambar alam
semestayang diproyeksi dalam kegiatan pembelajaran.
4. Media pandang gerak (motion
picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan
gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi, film, atau video recorder
termasuk media pandang gerak yang dsajikan melalui layar monitor dikomputer
atau layar LCD dan sebagainya.
Pengelompokan Berdasarkan Unsur
Pokoknya
Berdasarkan
unsur pokok atau indera, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yakni media visual, media audio dan media audio-visual. Ketiga golongan
tersebut dijabarkan oleh Sulaiman menjadi sepuluh macam yaitu:
1.
Media
audio yaitu media yang menghasilkan bunyi, misalnya tiperecorder dan radio.
2.
Media
visual yaitu media visual dua dan tiga dimensi.
3.
Media
audio-visual yaitu media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit
media.
4.
Media
audio motion visual yaitu penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam
kelas seperti TV, video, dan lainnya.
5.
Media
audio still visual yaitu media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak
ada.
6.
Media
audio semi-motion yaitu media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tapi
tidak bisa mentransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya
telewriting dan recorder telewriting.
7.
Media
motion visual yaitu film bisu
8.
Media
still visual yaitu gambar, OHP, tranparansi, dan filmskrips.
9.
Media
audio yaitu telephone, radio, dan audio
10.
Media
cetak yaitu media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol
tertentu saja dan berupa alphanumeric, seperti buku, modul, dan majalah.
Sedangkan, menurut
Bretz, media dibedakan menjadi delapan macam, yakni media audio, media cetak,
media visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media visual
semi gerak, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Pengelompokan lainnya dibuat oleh Anderson
yang mana media menjadi sepuluh kelompok yakni audio(CD, telephone), cetak
(buku, modul), audio cetak (kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis),
proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio visual gerak, obyek fisik,
manusia dan lingkungan, serta komputer.
Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman
Belajar
Menurut Edgar Dale dalam bukunya yang berjudul “Audio Visual Method in Teaching” media
pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh
pembelajar, jenjang pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal
dengan nama Dale’s Cone of Experiences
(Kerucut Pengalaman Dale). Menurut Thomas dan Sutjiono mengklasifikasikan media
pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni pengalaman langsung, pengalaman
tiruan dan pengalaman verbal (dari kata-kata).
Pengelompokan Berdasarkan
Penggunaaan
Berdasarkan
Jumlah Penggunanya
1. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara individual oleh peserta didik. Misalnya kelas atau
laboratorium elektronik, media oto-instruktif, kotak unit pengajaran.
2. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara berkelompok/kelas. Misalnya film, slides dan media
proyeksi lainnya.
3. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara missal. Misalnya televisi, radio, film, slide dan lain
sebagainya.
Berdasarkan
Cara Penggunaannya
1. Media tradisional atau konvensional
(sederhana, misalnya peta,symbol-simbol grafis, gambar berseri dan lain-lain.
2. Media modern atau kompleks. Misalnya
ruang kelas otomatis, sistem proyeksi berganda, sistem interkomunikasi.
Berdasarkan
Hirarki Manfaat Media
Selain jumlah dan cara penggunaannya media pembelajaran
dapat dikelompokkan berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam pembelajarannya.
Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin
mahal biaya investasinya atau sebaliknya (Midun, 2009; Setyasari dan
Sihkabuden, 2005; Munadi, 2008).
C. Peran dan Fungsi Media Pembelajaran
Matematika
Peran Media Pembelajaran Matematika
Proses Pembelajaran
merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai sebuah proses
komunikasi, pembelajaran seringkali dihadapkan dengan berbagai hambatan yang
dikenal dengan nama barier dan noise.
Hambatan-hambatan
tersebut dapat dikelompokan menjadi :
1.
Hambatan psikologis, misalnya minat,
sikap, pendapat, kepercayaan, pengetahuan, intelegensi.
2.
Hambatan fisik, seperti sakit,
kelelahan, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh.
3.
Hambatan kultural, seperti perbedaan
adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan.
4.
Hambatan lingkungan sekitar.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan siswa
dari pembelajaran matematika, diantaranya.
1.
Dapat
berhitung,
2.
Dapat
menghitung isi dan berat,
3.
Dapat
mengumpulkan,
4.
Dapat
mengolah data,
5.
Dapat
menyajikan data,
6.
Dapat
menafsirkan data dan
7.
Dapat
menggunakan kalkulator dan komputer.
Selain itu,
peran pembelajaran matematika yang lain adalah agar mampu mengikuti
pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti
fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar
para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif
dan berjiwa kreatif.
Namun demikian, matematika dipelajari bukan untuk keperluan praktis saja,
tetapi juga untuk perkembangan matematika itu sendiri. Jika matematika tidak
diajarkan di sekolah maka sangat mungkin matematika akan punah. Selain itu,
sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat hirarkis, untuk mempelajari
matematika lebih lanjut harus mempelajari matematika level sebelumnya. Seseorang
yang ingin menjadi ilmuwan dalam bidang matematika, maka harus belajar dulu
matematika mulai dari yang paling dasar.
Dapat kita simpulkan bahwa matematika sekolah memiliki peranan yang sangat
penting baik bagi siswa maupun mahasiswa agar mereka memiliki bekal pengetahuan
dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya
supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya, dan untuk matematika itu
sendiri dalam rangka melestarikan, mengembangkannya juga untuk membuat
matematika itu lebih asik dan menyenangkan.
Fungsi Media Pembelajaran Matematika
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai
kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat
menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran
matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai
penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika adalah sebagai:
alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut
hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
Sebenarnya, media
pembelajaran tidak sekedar menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan juga
merupakan suatu stategi pembelajaran. Sebagai stategi, media pembelajaran
memiliki banyak fungsi, yakni sebagai berikut:
1.
Media sebagai sumber belajar
2.
Fungsi Manipulatif adalah kemampuan
media dalam menampilkan kembali suatu benda/peristiwa dengan berbagai cara,
sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya.
3.
Fungsi Fiksatif adalah fungsi yang
berkenaan dengan kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan, menampilkan
kembali suatu obyek atau kejadian yang sudah lama terjadi.
4.
Fungsi Distribitif adalah penggunaan
satu materi, obyek atau kejadian dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah
besar dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat meningkatkan
efisiensi baik
5.
Fungsi Semantik. Semantik berkaitan
dengan “meaning” atau arti dari suatu
kata, istilah, tanda atau symbol.
6.
Fungsi Psikologis. Fungsi ini memiliki
beberapa fungsi seperti fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif
dan fungsi motivasi.
7.
Fungsi Sosio-kultural
D. Karakteristik
dan Manfaat Media Pembelajaran Matematika
Karakteristik
Media Pembelajaran Matematika
Menurut Arsyad, setiap media pembelajaran memiliki karakteristik
tertentu yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm
melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup
sasaran yang dapat diliput dan kemudahan kontrolnya oleh
pemakai (Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat
menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam
hal ini Kemp menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran
sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik
media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu
(Sadiman, dkk, 1990).
Ada tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran
untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang
efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Ciri
fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan,
dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
2.
Ciri manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu obyek,
kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya
proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapserecording).
Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar
diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
3.
Ciri
distributif, yang menggambarkan kemampuan media untuk mentransportasikan obyek atau
kejadian melalui ruang dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah
besar siswa, di berbagai tempat dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai
kejadian tersebut.
Menurut Soedjadi (1994, 1), meskipun terdapat berbagai
pendapat tentang matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun
tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain:
- memiliki objek kajian abstrak,
- bertumpu pada kesepakatan,
- berpola pikir deduktif,
- memiliki symbol yang kosong dari arti,
- memperhatikan semesta pembicaraan,
- konsisten dalam sistemnya.
Manfaat
Media Pembelajaran Matematika
Secara umum, beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran,
dijelaskan sebagai berikut (Midun, 2009)
a. Dengan media pembelajaran yang
bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan
dikelas seperti buku, foto-foto, dan narasumber.
b. Dengan menggunakan berbagai jenis
media, peserta didik dapat memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran.
c. Media pembelajaran dapat memberikan
pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti
kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga listrik, swalayan, bank, dan lain
sebagainya.
d. Media pembelajaran menyajikan
sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh peserta didik, baik
karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya.
e. Media-media pembelajaran dapat
memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks,
majalah, dan orang sebagai sumber informasi.
f. Media pembelajaran dapat menambah
kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta
mengambil perhatian peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan,
sehingga diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.
g. Penggunaan media dapat meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau
peserta didik di tempat yang berbeda-beda.
h. Media pembelajaran dapat memecahkan
suatu masalah pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.
E. Pemanfaatan ICT Dalam Media Pembelajaran Matematika
Pembelajaran menggunakan
media ICT sudah menjadi hal-hal biasa di sekolah- sekolah unggulan. Sebelumnya
perlu dipahami dahulu tentang apa ICT itu. Dari asal katanya ICT sendiri
berasal dari kata Information, Communication, dan Technology. ICT merupakan
suatu tehnik modern dalam penyampaian informasi dan berkomunikasi. Dengan
demikian, ICT memiliki peran yang sangat besar di dalam kehidupan sehari- hari.
Kalau diperhatikan, di sekitar kita mulai dari benda-benda kecil hingga yang
berskala besar semuanya tak lepas dari ICT. Misalnya dulu guru ketika mengajar
hanya melakukan komunikasi secara tatap muka dengan bermodalkan buku paket dan
beberapa referensi buku lain tetapi sekarang ini karena kemajuan teknologi, guru
dalam menerangkan mata pelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti
siswa dengan bantuan ICT.
Hal ini, berarti bahwa
pembelajaran dengan ICT dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi proses
pembelajaran. Secara lebih khusus, manfaat dari penggunaan ICT di dalam proses
pembelajaran adalah pertama, melalui ICT proses pembelajaran menjadi lebih
menarik. Para siswa tidak lagi meminta izin kepada para guru untuk pergi ke
belakang untuk sekedar mencuci muka karena mengantuk pada saat jam pelajaran,
ataupun bosan mendengarkan pelajaran yang diajarkan oleh guru yang
bersangkutan. Kedua, siswa lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh
para guru mengingat tayangan materi yang diberikan masih terpampang di depan
mata. Sehingga para siswa lebih mudah memahami dan mengerti pelajaran yang
diajarkan. Ketiga, keberadaan ICT menuntut para guru dan siswa untuk tidak
gagap teknologi. Keempat, pembelajaran ICT ini dapat menjadi nilai plus bagi
para siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan di sekolah- sekolah
favorit. Apalagi jika ingin meneruskan ke luar negeri, tentu saja pembelajaran
dengan ICT sudah menjadi pemandangan biasa di kalangan guru dan siswa.
Salah satu pelajaran
yang memanfaatkan teknologi ICT adalah pelajaran matematika, karena pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang melatih logika berpikir, sehingga siswa
diharapkan dapat menggunakan dan mengaplikasikannya dalam memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelajaran yang lain.
Menurut Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa (1991, 637) matematika adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Sedangkan menurut Suriasumantri
(1982, 191) matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
artificial, baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya, tanpa
itu matematika hanya sebuah kumpulan rumus-rumus yang mati.
Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi,
tujuan Mata Pelajaran Matematika adalah sebagai berikut.
1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah
2.
Menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3.
Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Lebih jauh, dalam
Permendiknas dinyatakan bahwa: “Mata pelajaran Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif.
Dalam setiap
kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah
yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual,
peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media
lainnya.
Ketersediaan ICT juga
berdampak pada bagaimana siswa belajar matematika karena dapat memungkinkan siswa
untuk melakukan percobaan dan belajar dari umpan balik, berpikir logis dan
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, serta mengamati, mengeksplorasi, dan
menjelaskan pola dalam jumlah, bentuk, dan data. Selain itu, dapat memungkinkan
siswa untuk membuat dan menguji hipotesis dan prediksi yang dapat didasarkan
pada data dalam jumlah besar, membuat generalisasi yang dapat didasarkan pada
bukti-bukti eksperimental, serta mengembangkan kosa kata matematika dan bahasa.
Guru harus memilih atau
membuat tugas-tugas matematika dengan menggunakan tampilan gambar yang menarik,
bervariasi, merangsang rasa ingin tahu. Guru juga dapat menggunakan media
lainnya seperti kalkulator, papan tulis interaktif dan alat bantu audiovisual
lainnya, bersama-sama dengan berbagai paket perangkat lunak. Internet juga
dapat digunakan untuk merancang tugas-tugas belajar yang efektif, seperti
simulasi problem-solving.
ICT juga dapat merangsang
seluruh kegiatan kelas dan dapat mempengaruhi cara guru dalam mengajarkan topic
tertentu, seperti dalam mengenalkan konsep matematika. Meskipun menggunakan ICT
tetapi peralatan tulis-menulis tetap digunakan. Menurut hasil penelitian Becta,
ditemukan bahwa dampak penggunaan ICT dalam pembelajaran matematika anak usia
dini, sebagai berikut.
1.
Konsentrasi, ini dicirikan oleh
perhatian yang mengarahkan anak untuk suatu aktivitas.
2.
Energi, seorang anak akan menginvestasikan
banyak energi dan aktivitas.
3.
Kompleksitas dan Kreativitas, mereka akan
berusaha paling keras untuk memecahkan masalah. Mereka menjadi yang paling
kreatif.
4.
Ekspresi wajah dan Posture, tanda
nonverbal sangat penting dalam menilai bagaimana melibatkan anak.
5.
Kegigihan, durasi ini adalah bahwa
seorang anak akan bertahan pada suatu aktivitas.
6.
Precision, anak-anak menunjukkan
perawatan khusus untuk pekerjaan mereka dan perhatian terhadap detail.
7.
Waktu reaksi, anak-anak siaga dan siap
untuk bereaksi cepat terhadap rangsangan.
8.
Bahasa, ini ditandai oleh komentar-komentar
anak-anak selama atau setelah kegiatan misalnya mereka mengatakan mereka
menikmatinya.
9.
Kepuasan, anak-anak akan menampilkan
perasaan puas dengan prestasi mereka.
Penggunaan ICT sebagai
media pembelajaran matematika memang dapat menarik dan meningkatkan motivasi
belajar anak, khususnya ketika anak belajar tentang konsep-konsep yang
berkaitan dengan matematika. Akan tetapi orang tua dan guru tetap cermat dalam
memilih program-program yang disajikan melalui website yang terdapat di
internet. Selain itu juga, orang tua dan guru harus tetap waspada terhadap
perangkat keras yang digunakan misalnya komputer, hal ini dikarenakan komputer
memiliki efek negatif seperti radiasi apabila digunakan secara terus-menerus tanpa
batas. Pendampingan mutlak diperlukan agar dapat meminimalisir dampak negatif
yang ditularkan melalui media tersebut.
F. Pengertian, Ragam, dan Fungsi Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Media pembelajaran
berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar
(guru) dan peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu)
secara fisik seperti halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka
bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet) dengan memanfaatkan suatu
media yang disebut komputer.
Menurut Sahid dari segi kemunculannya, sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua macam, yakni
1. Sumber belajar yang sengaja dirancang atau dibuat
secara khusus untuk pembelajaran (learning resources by design). Contoh : buku, ensilkopedi, kamus,
materi-materi pembelajaran dalam bentuk multimedia (film, video, animasi, slide
software pembelajaran berbantuan komputer)
2. Sumber belajar yang tidak dirancang atau dibuat secara
khusus untuk pembelajaran namun dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran (learning
resources by utilization). Contoh sumber belajar jenis kedua antara lain:
alam sekitar, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kehidupan manusia,
situs-situs Web.
ICT memilliki tiga fungsi utama yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Teknologi
berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam
mengolah kata,
2. Teknologi
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan(science), dan
3. Teknologi
berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran(literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai
bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untukmenguasai sebuah
kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya
sebagai guru yang berfungsi sebagai fasilitator, motivator, transmitter, dan
evaluator. Sebagai bagian dari pembelajaran, ICT memiliki tiga kedudukan, yaitu
sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).
G. Perangkat
Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Secara umum, perangkat yang diperlukan untuk mengembangkan
media pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Perangkat keras dapat berupa komputer, scanner, speaker,
microfon, CD ROM, DVD ROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera
video dan sebagainya. Pada saat ini tersedia banyak pilihan perangkat lunak
yang dapat digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT.
Software pengembangan media pembelajaran sangat beragam, mulai dari software
umum sampai software khusus pengembangan media. Berikut ini adalah contoh
software dan kegunaannya.
1. MS Word dapat digunakan untuk
membuat tampilan tekstual (berupa tulisan) maupun gambar.
2. MS Power Point dapat digunakan untuk
membuat slide presentasi, mempunyai kemampuan menampilkan teks, suara, animasi,
video, serta untuk membuat media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.
3. MS Excel software pengolah lembar
data, dapat digunakan untuk membuat media yang berupa grafik, maupun untuk
membuat simulasi.
4. Software untuk menggambar dan
mengolah citra seperti MS Paint, Correl Draw, dll.
5. Software pengolah video seperti MS
Movie Maker, VideoLiead, dll
6. Software
pengolah suara seperti MS Sound Recorder
7. Software untuk membuat animasi flash
seperti Adobe Flash
8. Bahasa
pemrogaman umum seperti Pascal, Delphi, Visual Basic, Java, dll
9. Software aplikasi khusus seperti MATLAB,
MAPLE, Grapes (Graphics Presentastion and Experiment), CaR (Compass and Ruler),
GeoGebra (Geometry and Algebra), Cabri Geometry, Geometer Sketspad, dll.
Beberapa
software tersebut dapat diperoleh secara gratis dengan mengunduh dari Internet.
Kemampuan software gratis terkadang tidak kalah dengan kemampuan
software-software komersial yang harus dibeli, sehingga dapat menjadi
alternatif apabila terdapat kendala biaya pembelian software.
H. Kelebihan dan Kelemahan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Kelebihan Media Pembelajaran Matematika
Berbasis ICT
a.
Siswa
lebih mudah dalam belajar karena kebanyakan pelajar lebih suka praktek
dibandingkan teori.
b.
Guru
lebih mudah mengajar dan mudah menyampaikan materi dengan membuat
presentasi-presentasi.
c.
Gambar-gambar
dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar dan memperbaiki daya ingat
dari para murid.
d.
Media
bisa digunakan untuk waktu yang lama.
e.
Guru
dapat dengan mudah menjelaskan rumus-rumus yang rumit dan memastikan pemahaman
dari para murid
f.
Guru
dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses belajar mengajar lebih
menyenangkan, yang dapat memperbaiki tingkat kehadiran dan juga konsentrasi
dari para siswa.
g.
Optimal,
paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada tanpa
menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan cakupan,
kekinian (up to date), kemodernan, dan keterbukaan.
h.
Menarik,
artinya pembelajaran dikelas akan lebih menarik dan memancing keingintahuan
yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan tidak memancing keingintahuan
yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.
i. Sebagian besar siswa merasa kemampuan pemecahan
masalah matematiknya meningkat.
j.
Merangsang
daya kreativitas berpikir siswa. Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan siswa
mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri
mereka. Seorang anak yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan
pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas
tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap
terhadap permasalahan yang muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang
berkreativitas rendah.
Kelemahan Media Pembelajaran Matematika Berbasis
ICT
a.
Pembelajaran yang menggunakan ICT hanya
bisa dilaksanakan oleh sekolah yang mampu dan siswanya akan kesulitan jika
mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang sudah sering menggunakan
ICT.
b.
Permasalahan
dalam pengaturan dan pengoprasian dari alat tersebut.
c.
Terlalu
mahal untuk dimiliki
d.
Pembuatan
media memerlukan waktu yang cukup lama
e.
Kesulitan
untuk guru dengan pengalaman yang sangat minim dalam penggunaan alat ICT
f.
Sering
terjadi penyalahgunaan teknologi
g.
Beberapa siswa
berfikir belajar jadi lebih sulit karena menambah persyaratan kemampuan baru
yaitu teknologi komputer.
h.
Keragaman model komputer
(perangkat keras) sering
menyebabkan program (software) yang
tersedia untuk satu
model tidak cocok dengan model lainnya.
i.
Komputer (perangkat keras) hanya
efektif bila digunakan
oleh satu orang
atau beberapa orang dalam
kelompok kecil. Untuk
kelompok yang lebih
besar diperlukan tambahan peralatan
lain yang mampu
memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang lebih lebar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penulis, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran berbasis Information, Communication, Technology (ICT) adalah alat yang
digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Perangkat yang diperlukan untuk
mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Media pembelajaran berbasis ICT
tersebut mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
DAFTAR
PUSTAKA
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
diunduh
22 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar