Kamis, 21 Januari 2016

Contoh puisi Ode, Satire, dan Elegi



Contoh puisi Ode :
Ode Buat Proklamator
Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dai kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkan sebuah negri; dalam Lumpur dan lumut
Dengan api menyapu kelam menjadi untaian permata hijau dibentangan cahaya abadi
Yang sesantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi menguak kabut gulita mendung, menerjang benteng demi benteng membalikkan arah to[pan, menjelmakan impian demi impian
Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu
Mereka memancang tiang bendera, merobah nama dan peta, berjaga membacakan sejarah, menggenti bahasa pada buku
Lalu dia meniup terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma.

Kini kita ikut membubuhkan nama diatas bengkalainya; meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan, di sawah terbuka yang sakti
Kata berpasirdibibir pantai hitam dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap dilaut biru derap suara yang gempita Cuma bertahan atau menerkam
Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali bersama gemuruh cinta yang membangun sejuta rajawali
Tak mengelak dalam bercumbu, biar berbisa perih dirabu
Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya yang pudar
Bagi negriku, bermimpi dibawah bayangan burung garuda

(Hukla 1979)


Contoh puisi Satire:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)


Contoh puisi Elegi :
Dua Hati
Dari kaca jendela matamu kutemui bayang wajahku
Inilah bentuk rinduku yang kau punguti satu persatu dari ribuan sajak-sajak yang terserak
Susuri perlahan aksara yang ada
Temukan repihan-repihan jiwa disana
Simpan dalam-dalam, lalu titipkan pada malam
Ia akan bicara pada bulan
Agar kudapat saksikan terang di lengkung sabitnya
Kurangkum barisan kata-katamu malam ini
Kutulis ulang dan kutitipkan pada pagi
Ia akan bicara pada mentari
Agar kau dapat saksikan terangnya saat fajar nanti
Makhluk langit mana yang tak cemburu pada kita?
Saat rinduku menghias bulan dan cintamu seterang fajar
Lalu kita akan bercinta di pelukan bintang
Merengkuh awan senja yang bersemu merah di ufuk sana
Ku bersembunyi di balik rimbun hutan
Kau bergelung dalam ombak di lautan
Kita kan bertemu di selasar putih pasir kuta bali
Saat kau kenakan mahkota itu dan mengucap janji kan mencintaku sampai mati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar